Selain itu pengunjung juga diajak berjalan melewati lorong sempit yang agak remang, di sisi kiri dan kanannya ada air terjun yang dapat mengeluarkan suara gemuruh air yang tentunya dapat menghadirkan dan mengingatkan kita pada suasana kepanikan saat tsunami datang, kemudian juga ada the hill of light.
Atapnya menggambarkan ombak sedang di lantai pertama dipamerkan rumah tradisional Aceh yang dilengkapi dengan peralatan untuk bisa bertahan menghadapi tsunami.
Museum Tsunami juga mengandung nilai-nilai religi, seperti ruang yang disebut ‘The Light of God‘. Ruang berbentuk sumur silinder itu dipenuhi nama para korban dan menyorotkan cahaya ke atas dengan tulisan arab “Allah” merupakan cerminan dari Hablumminallah (konsep hubungan manusia dan Allah).
Tak hanya itu, Desain ini juga sarat dengan konten lokal. unsur tradisional berupa tari Saman diterjemahkan dalam kulit luar bangunan eksterior. Tarian Saman sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan antar manusia dalam Islam) distilasi kedalam pola fasade bangunan.
Tampilan eksterior karya tersebut juga mengekspresikan keberagaman budaya Aceh melalui pemakaian ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan.
Dalam menyikapi konteks urban, bangunan didesain agar dapat berfungsi juga sebagai sebuah taman kota. Lahan terbuka sebagai hasil bangunan yang diangkat di desain untuk dapat menyeimbangkan skala manusia dan bangunan.
Yang menarik, desain museum ini memiliki escape hill, sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi penyelamatan terhadap datangnya banjir atau tsunami. Kemudian denah bangunan merupakan analogi dari epicenter sebuah gelombang laut tsunami.
Selain taman untuk evakuasi pengunjung juga dapat meletakkan karangan bunga, semacam personal space dan juga ada memorial hill serta ruang pameran.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara hari Senin (23/2) siang meninjau bangunan fisik` Aceh Tsunami Museum`, yang baru saja diresmikan. Museum yang berjarak lebih kurang 200 meter dari lapangan Blang Padang tersebut memiliki empat lantai, dengan luas bangunan 6.000 M2 di atas lahan 10 ribu M2.
Sejak diresmikan beberapa hari lalu oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono museum tsunami Aceh yang terletak di jalan T. Iskandar Muda di ibukota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh sudah dibuka dan ramai dikunjungi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar.
Selain mengambarkan kejadian tsunami yang pernah melanda Aceh pada 26 Desember 2004, Meseum Tsunami juga bisa menjadi salah satu obyek wisata dan pembelajaran bagi masyarakat.
Tiap tahun tanggal 26 Desember selalu dikenang. Setelah empat tahun tsunami semua kenangan itu di simpan dalam sebuah musium tsunami Aceh, bernama ‘Rumoh Aceh Escape Building Hill’. Kelak anak cucu bisa mengingat kembali sejarah yang maha pahit di abad modern setalah 25, 50 sampai 100 tahun kedepan. (tamat)
Referensi :
www.detiknews.com, www.hinamagazine.com, www.seulanga.com www.bbc.co.uk, www.sembiring.com, www.batampos.co.id www.thejakartapost.com
by : Fera Aceh